Selamat Datang di Blognya Para Perawat Narziz


Sabtu, 09 Juli 2011

PERSALINAN DENGAN VACUM EKSTRAKSI

PERSALINAN DENGAN VACUM EKSTRAKSI

A.      Definisi
·         Ekstraksi Vacum adalah suatu persalinan buatan, janin dilahirkan dengan ekstraksi tenaga negatif (vacum) di kepalanya.
( Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1 ; 331 )
·         Ekstraksi Vacum adalah tindakan obstetrik yang bertujuan untuk mempercepat kala pengeluaran dengan sinergi tenaga mengejan ibu dan ekstraksi pada bayi.
( Maternal dan Neonatal ; 495 )
·         Ekstraksi Vacum adalah suatu persalinan buatan dengan prinsip anatara kepala janin dan alat penarik mengikuti gerakan alat vacum ekstraktor.
( Sarwono ; Ilmu Kebidanan ; 831 )
·         Ekstraksi Vacum adalah suatu tindakan obstetrik yang bertujuan untuk mempercepat persalinan pada keadaan tertentu dengan menggunakan vacum ekstraktor.
( Standar Pelayanan Kebidanan ; 60 )
·      Vacuum is an operation for the delivery of the fetal head from the mother by use of a vacuum extractor applied to the fetal scalp on presence of maternal effort (Hughes).
·      Ekstraktor vakum adalah suatu instrumen obstetrik untuk melahirkan bayi.
·      Aplikasi ekstraktor vakum : outlet, rendah dan tengah seperti pada ekstraksi forsep.

B.     Alat-alat Ekstraksi Vacum
1.         Mangkok ( cup )
Mangkok ini dibuat untuk membuat kaputsuksedeniu buatan sehingga mangkuk dapat mencekam kepala janin. Sekarang ini terdapat dua macam mangkuk yaitu mangkuk yang terbuat dari baha logam dan plastic. Beberapa laporan menyebutkan bahwa mangkuk plastic kurang traumatis disbanding dengan mangkuk logam. mangkuk umumnya berdiameter 4 cm sampai dengan 6 cm. pada punggung mangkuk terdapat:
o    Tonjolan berlubang tempat insersi rantai penarik.
o    Tonjolan berlubang yang menghubungkan rongga mangkuk dengan pipa penghubung.
o    Tonjolan landai sebagai tanda untuk titik petunjuk kepala janin ( point of direction )
Pada vacuum bagian depan terdapat logam/ plastic yang berlubang untuk menghisap cairan atau udara.
2.      Rantai Penghubung
Rantai mangkuk tersebut dari logam dan berfungsi menghubungkan mangkuk denga pemegang.
  1. Pipa Penghubung
    Terbuat dari pipa karet atau plastic lentur yang tidak akan berkerut oleh tekanan negative.pipa penghubung berfungsi penghubung tekanan negative mangkuk dengan botol.
  2. Botol
    Merupakan tempat cadangan tekanan negatif dan tempat penampungan cairan yang mungkin ikut tersedot ( air ketuban, lendir servicks, vernicks kaseosa, darah, dll )
    Pada botol ini terdapat tutup yang mempunyai tiga saluran :
a.    Saluran manometer
b.    Saluran menuju ke mangkuk
c.    Saluran menuju ke pompa penghisap
  1. Pompa penghisap
    Dapat berupa pompa penghisap manual maupun listrik.

C.    Indikasi
·       Ibu : memperpendek persalinan kala II, penyakit jantung kompensata, penyakit paru fibrotik, kelelahan ibu.
·       Janin : adanya gawat janin, memerlukan persalinan segera.
·       Waktu : persalinan kala II lama.

D.    Kontra Indikasi
·      Ruptur uteri membakat, ibu tidak boleh mengejan, panggul sempit.
·      Bukan presentasi belakang kepala, presentasi muka atau dahi.
·      Kepala belum masuk pintu atas panggul.
·      Pembukaan serviks tidak lengkap.
·      Bukti klinis adanya CPD.
·      Kontraindikasi – Relatif.
·      Preterm atau TBJ </>
·      Penurunan kepala di panggul tengah.
·      Tidak kooperatif

E.       Syarat – Syarat Vacum
ü Pembukaan lengkap atau hampir lengkap.
ü Presentasi kepala, janin aterm, TBJ >2500 g
ü Cukup bulan ( tidak prematur ).
ü Tidak ada kesempitan panggul.
ü Kepala sudah masuk pintu atas panggul.
ü Anak hidup dan tidak gawat janin.
ü Penurunan H III / IV ( dasar panggul ).
ü Kontraksi baik.
ü Ibu kooperatif dan masih mampu untuk mengejan.
ü Ketuban sudah pecah / dipecahkan.
ü Analgesia yg sesuai.
ü Kandung kencing ibu kosong.

F.       Persiapan Tindakan
ü Persiapkan ibu dalam posisi litotomi.
ü Kosongkan kandung kemih dan rektum.
ü Bersihkan vulva dan perineum dengan antiseptik.
ü Beri infus bila diperlukan.
ü Siapkan alat-alat yang diperlukan.




G.    Teknik Ekstraksi
1.      Lakukan pemeriksaan dalam untuk mengetahui posisi kepala, apakah ubun-ubun kecil terletak di depan atau kepala, kanan/kiri depan, kanan/kiri belakang untuk menentukan letak denominator.
2.      Lakukan episiotomi primer dengan anestesi lokal sebelum mangkuk dipasang pada primigravida. Sedangkan pada multipara, episiotomi dilakukan tergantung pada keadaan perineum. Dapat dilakukan episiotomi primer atau sekunder (saat kepala hampir lahir dan perineum sudah meregang) atau tanpa episiotomi.
3.      Lakukan pemeriksaan dalam ulang dengan perhatian khusus pada pembukaan, sifat serviks dan vagina, turunnya kepala janin dan posisinya. Pilih mangkuk yang akan dipakai. Pada pembukaan serviks lengkap, biasanya dipakai mangkuk nomor 5.
4.      Masukkan mangkuk ke dalam vagina, mula-mula dalam posisi agak miring, dipasang di bagian terendah kepala, menjauhi ubun-ubun besar. Pada presentasi belakang kepala, pasang mangkuk pada oksiput atau sedekat-dekatnya. Jika letak oksiput tidak jelas atau pada presentasi lain, pasang mangkuk dekat sakrum ibu.
5.      Dengan satu atau dua jari tangan, periksa sekitar mangkuk apakah ada jaringan serviks atau vagina yang terjepit.
6.      Lakukan penghisapan dengan pompa penghisap dengan tenaga negative -0,3 kg/cm2 kemudian dinaikkan – 0,2 kg/ cm2, tunggu selama 2 menit. Lalu naikkan tekanan – 0.2 kg/cm2 tiap 2 menit sampai sesuai tenaga vakum yang diperlukan, yaitu – 0,7 sampai – 0,8 kg/cm2.
7.      Sebelum mengadakan traksi, lakukan pemeriksaan dalam ulang, apakah ada bagian lain jalan lahir yang ikut terjepit.
8.      Bersamaan dengan timbulnya his, ibu diminta mengejan. Tarik mangkuk sesuai arah sumbu panggul dan mengikuti putaran paksi dalam. Ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri menahan mangkuk agar selalu dalam posisi yang benar, sedang tangan kanan menarik pemegang. Traksi dilakukan secara intermiten bersamaan dengan his. Jika his berhenti traksi juga dihentikan.
9.      Lahirkan kepala janin dengan menarik mangkuk ke atas sehingga kepala melakukan gerakan defleksi dengan suboksiput sebagai hipomoklion, sementara tangan kiri penolong menahan perineum. Setelah kepala lahir, pentil dibuka, lalu mangkuk dilepas. Lama tarikan sebaliknya tidak lebih dari 20 menit, maksimum 40 menit.

H.      Klasifikasi Persalinan Dangan Ekstraksi Forsep
1.    Forsep ‘outlet
-       Kepala terlihat di introitus tanpa harus membuka labia.
-       Kepala janin telah berada di dasar panggul.
-       Sutura segitalis berada pada: Diameter AP atau
-       Posisi oksiput kanan/kiri anterior atau posterior.
-       Kapala janin berada pada atau di atas perineum.

2.    Forsep Rendah
-       Bagian terendah kepala ada pada station +2 atau lebih (Hodge 3-4), dua jenis :
-       Rotasi 45 derajat atau kurang.
-       Rotasi lebih dari 45 derajat

3.    Forsep Tengah
-       Kepala sudah masuk pintu atas panggul.
-       Bagian terendah kepala di atas station +1.
-       Plihan lain untuk forsep tengah adalah seksio sesarea – akses untuk melakukan seksio sesarea sangat penting saat melakukan persalinan dengan forsep.



I.         Tips
Ø Jangan memutar kepala bayi dengan cara memutar mangkok. Putaran kepala bayi akan terjadi sambil traksi.
Ø Tarikan pertama menentukan arah tarikan.
Ø Jangan lakukan tarikan di antara his.
Ø Jika tidak ada gawat janin, tarikan “terkendali” dapat dilakukan maksimum 30 menit.


J.        Kegagalan
·      Ekstraksi vacum dianggap gagal jika :
-       Kepala tidak turun pada tarikan.
-       Jika tarikan sudah tiga kali dan kepala bayi belum turun, atau tarikan sudah 30 menit,
-       Mangkok lepas pada tarikan pada tekanan maksimum.
·      Setiap aplikasi vacum harus dianggap sebagai ekstraksi vacum percobaan. Jangan lanjutkan jika tidak terdapat penurunan kepala pada setiap tarikan.

K.      Penyebab Kegagalan
·      Tenaga vacum terlalu rendah.
·      Tekanan negatif dibuat terlalu cepat.
·      Selaput ketuban melekat.
·      Bagian jalan lahir terjepit.
·      Koordinasi tangan kurang baik.
·      Traksi terlalu kuat.
·      Cacat alat, dan
·      Disproporsi sefalopelvik yang sebelumnya tak diketahui.

L.       Komplikasi
o  Ibu :
-       Perdarahan akibat atonia uteri / trauma.
-       Trauma jalan lahir.
-       Infeksi.

o  Janin :
-       Aberasi dan laserasi kulit kepala.
-       Sefalhematoma, akan hilang dalam 3 – 4 minggu.
-       Nekrosis kulit kepala.
-       Perdarahan intrakranial sangat jarang.
-       Jaundice.
-       Fraktur klavikula.
-       Kerusakan N.VI dan VII.

M.     Upaya Menghindari Komplikasi
o  Pastikan indikasi dan syarat penggunannya.
o  Penempatan mangkuk tepat.
o  Hindari terjepitnya jaringan lunak ibu.
o  Arah tarikan yang benar.
o  Hindari kekuatan tarikan yang berlebihan.
o  Koordinasikan tarikan dengan usaha meneran.
o  Awasi penurunan /pengeluaran.
o  Terapkan “the rule of threes”,penghentian tindakan

N.      Keuntungan Ekstraksi vakum
Ø Cup dapat dipasang waktu kepala masih agak tinggi, H III atau kurang dari demikian mengurangi frekwensi SC.
Ø Tidak perlu diketahui posisi kepala dengan tepat, cup dapat di pasang di belakang kepala, samping kepala ataupun dahi.
Ø Tarikan tidak dapat terlalu berat. Dengan demikian kepala tidak dapat dipaksakan melalui jalan lahir. Apabila tarikan terlampau berat cup akan lepas dengan sendirinya.
Ø Cup dapat di pasang meskipun pembukaan belum lengkap, misalnya pada pembukaan 8-9 cm, untuk mempercepat pembukaan.untuk ini dilakukan tarikan ringan yang kontinu sehingga kepala menekan pada cervik. Tarikan tidak boleh terlalu kuat untuk mencegah robekan cervik. Di samping itu cup tidak boleh terpasang lebih dari ½ jam untuk menghindari kemungkinan timbulnya perdarahan pada otak.
Ø Vacum ekstraktor dapat juga dipergunakan untuk memutar kepala dan mengadakan fleksi kepala ( missal pada letak dahi ).
Ø  Tidak ada peningkatan morbiditas neonatus yang bermakna.
Ø  Lebih sedikit membutuhkan anestasi regional/umum.
Ø  Lebih sedikit trauma terhadap vagina/perineum ibu.
Ø  Kerugian Ekstraksi Vakum.
Ø  Sefalhematoma
-       Perdarahan subaponeurotik (subgaleal)
Ø  Perdarahan retina pada neonatus
-       Tidak jelas bermakna secara klinis
Ø  Cenderung gagal, perlu alternatif lain.
Ø  Informasi kepada pasien kemungkinan risiko-risiko ini.
Ø  Dokumentasi Persalinan dengan Tindakan.
Ø  Prosedur harus tercatat dengan jelas pada setiap kasus.
Ø  Dokumentasi ini harus menjelaskan intervensi dan tindakan yang telah dilakukan.
Ø  Termasuk gambaran tentang cara pelaksanaan teknik tindakan dan indikasi-indikasinya

O.    Kerugian Tindakan Ekstraksi Vacum

Kerugian dari tindakan fukum adalah waktu yang diperlukan untuk pemasanga cup sampai dapat ditarik relative lebih lama ( kurang lebih 10 menit ) cara ini tidak dapat dipakai apabila ada indikasi untuk melahirkan anak dengan cepat seperti misalnya pada fetal distress ( gawat janin ) alatnya relative lebih mahal disbanding dengan forcep biasa.

 

P.     Yang Harus Diperhatikan Dalam Tindakan Ektraksi Vacum

  • Cup tidak boleh dipasang pada ubun-ubun besar
  • Penurunan tekanan harus berangsur-angsur
  • Cup dengan tekanan negative tidak boleh terpasang lebih dari ½ jam
  • Penarikan waktu ekstraksi hanya dilakukan pada waktu ada his dan ibu mengejan
  • Apabila kepala masih agak tinggi ( H III ) sebaiknya dipasang cup terbesar (diameter 7 cm)
  • Cup tidak boleh dipasang pada muka bayi
  • Vacum ekstraksi tidak boleh dilakukan pada bayi premature

Q.    Bahaya-Bahaya Tindakan Ekstraksi Vacum
  1. Terhadap Ibu
o   Robekan bibir cervic atau vagina karena terjepit kepala bayi dan cup.
  1. Terhadap Anak
o   Perdarahan dalam otak. Caput succedaneum artificialis akan hilang dalam beberapa hari.

R.    Masalah Keperawatan
  • Gangguan pemenuhan ADL
  • Nyeri akut
  • Resti infeksi

S.      Diagnosa Keperawatan dan Intervensi Keperawatan
No
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
1
Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan kelemahan fisik
  • Bimbing pasien melakukan ROM pasif sebelum melakukan ROM aktif dua kali sehari
  • Ajarkan anggota keluarga cara-cara untuk membantu dalam ADL
  • Ajarkan pasien atau keluarga untuk merencanakan atau melakukan ADL
  • Berikan umpan balik positif untuk pencapaian hal-hal kecil dalam perawatan diri
  • Identifikasi sumber-sumber dalam sistem dukungan sosial pasien, dan pada masyarakat yang lebih luas, yang dapat membantu dalam memenuhi ADL diluar batas kemampuan pasien
2
Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan
  • Berikan informasi tentang berbagai strategi untuk menambah penurunan rasa nyeri ( relaksasi, petunjuk imageri )
  • Ajarkan atau awasi pasien menggunakan strategi yang dipilih untuk menambah penurunan rasa nyeri
  • Ajarkan pasien untuk memakai daftar harian dari nyeri dan aktifitas untuk menentukan apa yang mencetuskan atau mengurangi rasa nyeri
  • Memberikan perhatian terhadap penggunaan bahasa untuk menggambarkan rasa nyeri dan kedalamannya.
3
Resti infeksi berhubungan dengan luka jahitan perinium
  • Ajarkan pasien untum memilih makanan yang tinggi kalori, tinggi protein, tinggi vitamin. Makanan tersebut dapat meningkatkan penyembuhan dan regenerasi selularserta memproduksi limfosit
  • Ikuti langkah-langkah untuk pencegahan gangguan integritas kulit
  • Cuci tangan selalu sebelum kontak dengan pasien
  • Ganti balut 2 kali sehari



DAFTAR PUSTAKA


Azzawi Al Farogk. ( 1991 ). Teknik Kebidanan Penerbit Buku Kedokteran. EGC
Bagian Obstetri dan Genokologi. (1997). Ilmu Fantom Bedah Obstetri. Semarang: FKUI.
Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan , dan Keluarga Berencana untuk Pendidik Bidan. Jakarta : ECG..
Mochtar, Rustam. 1998. Sinpsis Obstetri. Jakarta : ECG.
Prawirohario, Sarwono. 2002. Asuhan Maternal dan Nonatal. Jakarta : YBPSP.
Purnawan J. Atiek SS. Husna A. (1982). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta:FKUI
Sastrawinata, Sulaiman. 1993. Obstetri Fisiologi. Bandung : Fakultas kedokteran Universitas Padjajaran Bandung.
Varney, Helen. 2001. Buku Saku Bidan. Jakarta : ECG.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar