LAPORAN PENDAHULUAN
a. Pengertian Lansia
Menurut Undang - Undang No. 13 Tahun 1998 dinyatakan bahwa usia 60 tahun keatas adalah yang paling layak disebut usia lanjut. (Tamher, S dan Noorkasiani, 2009: 1)
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (Nugroho, 2000: 19) batasan lanjut usia adalah:
1) Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun
2) Lanjut usia (elderly) usia antara 60 sampai 74 tahun
3) Lanjut usia tua (old) usia antara 75 sampai 90 tahun
4) Usia sangat tua (very old) usia diatas 90 tahun
Menurut Guru Besar Universitas Gajah Mada pada fakultas kedokteran, Prof. Dr. Ny. Sumiati Ahmad Mohammad (alm), masa lanjut usia (senium) berumur 65 tahun ke atas. (Nugroho, 2000: 19)
Menurut Prof. Dr. Koesoemato Satyonegoro (Nugroho, 2000: 20) batasan lansia meliputi:
1) Lansia (Geriatric age) lebih dari 65 atau 70 tahun
2) Lanjut usia muda (Young old) usia 70 – 75 tahun
3) Lanjut usia tua (old) usia 75 – 80 tahun
4) Usia sangat tua (very old) usia lebih dari 80 tahun
Smith dan Smith (1999), menggolongkan usia lanjut menjadi tiga, yaitu young old (65 – 74 tahun), middle old (75 – 84 tahun), dan old-old (lebih dari 85 tahun).
Setyonegoro (1984) menggolongkan bahwa yang disebut usia lanjut adalah orang yang berusia lebih dari 65 tahun. Selanjutnya terbagi kedalam usia 70 – 75 tahun (young old), 75 – 80 tahun (old), dan lebih dari 80 tahun (very old). (Tamher, S dan Noorkasiani, 2009: 2)
Kalau dilihat pembagian umur beberapa ahli tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa yang disebut lansia adalah orang yang telah berumur 60 atau 65 tahun keatas.
b. Proses Menua (Ageing Process)
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan – lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. (Constantinides, 1994 dalam Nugroho, 2000: 13)
Proses menua merupakan proses yang terus – menerus (berlanjut) secara alamiah. Dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk hidup. (Nugroho, 2000: 13)
c. Teori Penuaan
1) Teori Biologi
Teori ini berfokus pada proses fisiologi dalam kehidupan seseorang dari lahir sampai meninggal. Teori biologi dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
a) Teori Jam Genetik
Menurut Hayflick (1965), secara genetik sudah terprogam bahwa material di dalam inti sel dikatakan bagaikan memiliki jam genetis terkait dengan frekuensi mitosis. Teori ini didasarkan pada kenyataan bahwa spesies – spesies tertentu memiliki harapan hidup yang tertentu pula. Manusia yang mempunyai rentang kehidupan maksimal sekitar 110 tahun, sel – selnya diperkirakan hanya mampu membelah sekitar 50 kali, sesudah itu akan mengalami deteriorasi.
b) Teori Interaksi Seluler
Bahwa sel – sel satu sama lain saling berinteraksi dan mempengaruhi. Keadaan tubuh akan baik – baik saja selama sel – sel masih berfungsi dalam suatu harmoni. Akan tetapi, bila tidak lagi demikian, maka akan terjadi kegagalan mekanisme feed back dimana lambat laun sel – sel akan mengalami degenerasi. (Berger, 1994 dalam Tamher, S dan Noorkasiani, 2009: 19)
c) Teori Mutagenesis Somatik
Bahwa begitu terjadi pembelahan sel (mitosis), akan terjadi “mutasi spontan” yang terus – menerus berlangsung dan akhirnya mengarah pada kematian sel.
d) Teori Eror Katastrop
Bahwa eror akan terjadi pada struktur DNA, RNA, dan sintesis protein. Masing – masing eror akan saling menambah pada eror yang lainnya dan berakumulasi dalam eror yang bersifat katastrop (Kane, 1994 dalam Tamher, S dan Noorkasiani, 2009: 19)
e) Teori Pemakaian dan Keausan
Teori biologis yang paling tua adalah teori pemakaian dan keausan (tear and wear), dimana tahun demi tahun hal ini berlangsung dan lama – kelamaan akan timbul deteriorasi.
2) Teori Psikologi (Psychologic Theories Aging)
Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang berespon pada tugas perkembangannya.
a) Teori Hierarki Kebutuhan Manusia Maslow (Maslow’s Hierarchy of Human Needs)
Dari hierarki Maslow kebutuhan dasar menusia dibagi dalam lima tingkatan dari mulai yang terendah kebutuhan fisiologi, rasa aman, kasih sayang, harga diri sampai pada yang paling tinggi yaitu aktualisasi diri. Seseorang akan memenuhi kebutuhan tersebut dari mulai tingkat yang paling rendah menuju ke tingkat yang paling tinggi.
b) Teori Individualism Jung (Jung’s Theory of Individualism)
Menurut Carl Jung sifat dasar menusia terbagi menjadi dua yaitu ekstrovert dan introvert. Individu yang telah mencapai lansia dia akan cenderung introvert, dia lebih suka menyendiri seperti bernostalgia tentang masa lalunya.
c) Teori Delapan Tingkat Perkembangan Erikson (Erikson’s Eight Stages of Life)
Menurut Erikson tugas perkembangan terakhir yang harus dicapai individu adalah ego integrity vs disapear. Jika individu tersebut sukses mencapai tugas ini maka dia akan berkembang menjadi individu yang arif dan bijaksana (menerima dirinya apa adanya, merasa hidup penuh arti, menjadi lansia yang bertanggung jawab dan kehidupannya berhasil). Namun jika individu tersebut gagal mencapai tahap ini maka dia akan hidup penuh dengan keputusasaan (lansia takut mati, penyesalan diri, merasakan kegetiran dan merasa terlambat untuk memperbaiki diri).
d) Optimalisasi Selektif dengan Kompensasi (Selective Optimization with Compensation)
Menurut teori ini, kompensasi terhadap penurunan tubuh ada 3 elemen yaitu:
(1) Seleksi
Adanya penurunan dari fungsi tubuh karena proses penuaan maka mau tidak mau harus ada peningkatan pembatasan terhadap aktivitas sehari-hari.
(2) Optimalisasi
Lansia tetap mengoptimalkan kemampuan yang masih dia punya guna meningkatkan kehidupannya.
(3) Kompensasi
Aktivitas-aktivitas yang sudah tidak dapat dijalakan arena proses penuaan diganti dengan aktifitas-aktifitas lain yang mungkin bisa dilakukan dan bermanfaat bagi lansia.
3) Teori Kultural
Ahli antropologi menjelaskan bahwa tempat kelahiran seseorang berpengaruh pada budaya yang dianut oleh seseorang.
Blakemore dan Boneham yang melakukan penelitian pada kelompok tua di Asia dan Afro – Caribbean menjelaskan bahwa kaum tua merupakan komunitas yang minoritas yang dapat menjamin keutuhan etnik, ras dan budaya.
Sedangkan Salmon menjelaskan tentang konsep “ Double Jeoparoly “ yang digunakan untuk karakteristik pada penuaan.
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa budaya yang dimiliki seseorang sejak lahir akan tetap dipertahankan sampai tua. Bahkan mempengaruhi orang – orang disekitaryauntuk mengikuti budaya tersebut sehingga tercipta kelestarian budaya.
4) Teori Spiritual
Pada dasarnya, ketika seseorang menjadi tua akan menjadi :
a) Menjauhkan diri dari hawa nafsu duniawi.
b) Melaksanakan amanah agama yang dianut, dengan berdoa demi kententraman hidup pribadi dan orang lain.
c) Menuju penyempurnaan diri dan mengarah pada pencerahan atau pemenuhan diri untuk dapat mengarah pada kemanunggalan dengan Illahi.
Melalui pengalaman hidup, setiap orang akan berupaya menjadi lebih arif dan akan mengembangkan dirinya ke lebih yang berarti : melalui prestasi yang diraihnya di kala muda, seseorang akan berupaya meraih nilai-nilai luhur di hari tua – khususnya keserasian hidup dengan lingkungannnya.
Kegiatan-kegiatan di atas tersebut menyiapkan usia lanjut untuk kembali secara sempurna dan utuh ke pangkuan Illahi.
d. Perubahan – Perubahan yang Terjadi Pada Lansia
1) Perubahan – perubahan Fisik
a) Sel
Lebih sedikit jumlahnya, lebih besar ukurannya, berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intraseluler, menurunnya proporsi protein otak, otot, ginjal, darah dan hati, jumlah sel otak menurun, dan terganggunya mekanisme perbaikan sel.
b) Sistem Persyarafan
Cepatnya menurun hubungan persyarafan, lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi (khususnya dengan stress), mengecilnya saraf panca indera, dan kurang sensitif terhadap sentuhan.
c) Sistem Pendengaran
Prebiaskusis atau hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telnga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada – nada yang tinggi. Membrani timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis, terjadinya pengumpulan cerumen dapat mengeras karena meningkatnya keratin.
d) Sistem Penglihatan
Hilangnya respon terhadap cahaya, kornea lebih berbentuk sferis (bola), lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa) menjadi katarak, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, menurunnya lapangan pandang (berkurangnya luas pandangannya).
e) Sistem Kardiovaskuler
Katup jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung memompa darah menurun, kehilangan elastisitas pembuluh darah, dan tekanan darah meningkat.
f) Sistem Pengaturan Temperatur Tubuh
Temperatur tubuh menurun (hipotermi) akibat metabolisme yang menurun dan keterbatasan refleks menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot.
g) Sistem Respirasi
Otot – otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku, menurunnya aktivitas silia, paru – paru kehilangan elastisitas, menarik nafas lebih berat, kedalaman bernafas menurun, kemampuan untuk batuk berkurang.
h) Sistem Gastrointestinal
Kehilangan gigi, indera penyecap menurun, esofagus melebar, sensitifitas lapar menurun, asam lambung menurun, peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi, liver makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan.
i) Sistem Reproduksi
Menciutnya ovarium dan uterus, atrofi payudara, pada laki – laki testis masih memproduksi spermatozoa meskipun ada penurunan, dorongan seksual menetap sampai usia diatas 70 tahun, selaput lendir vagina menurun.
j) Sistem Genitourinaria
Ginjal mengecil dan nefron menjadi atrofi, aliran darah ke ginjal menurun, otot – otot vesika urinaria menjadi lemah, frekuensi buang air seni meningkat, pembesaran prostat pada pria diatas 65 tahun.
k) Sistem Endokrin
Produksi dari hampir semua hormon menurun, fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah, menurunnya fungsi aldosteron, menurunnya sekresi hormon kelamin.
l) Sistem Kulit (integumen)
Kulit mengerut atau keriput, permukaan kulit kasar dan bersisik, kulit kepala dan rambut menipis, berkurangnya elastisitas kulit, kelenjar keringat berkurang jumlahnya dan fungsinya.
m) Sistem Muskuloskeletal
Tulang kehilangan density (cairan) dan makin rapuh, persendian membesar dan menjadi kaku, atrofi serabut otot.
2) Perubahan – perubahan Mental
a) Kenangan (Memory)
Faktor – faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah perubahan fisik, kesehatan umum, tingkat pendidikan, keturunan, dan lingkungan.
Ø Kenangan jangka panjang:
Berjam – jam sampai berhari – hari yang lalu mencakup beberapa perubahan.
Ø Kenangan jangka pendek atau seketika:
0 – 10 menit, kenangan buruk.
b) I.Q (Intellgentia Quantion)
Tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal. Berkurangnya penampilan, persepsi dan keterampilan psikomotor, terjadi perubahan pada daya membayangkan karena tekanan – tekanan dari faktor waktu.
3) Perubahan – perubahan Psikososial
Pensiun, merasakan atau sadar akan kematian, perubahan dalam cara hidup, ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan, penyakit kronis dan ketidakmampuan, kehilangan hubungan dengan teman dan family, hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik.
4) Perkembangan Spiritual
Agama dan kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya, lansia makin matur dalam kehidupan keagamaannya.